Friday, September 23, 2011

teknik perangkingan universitas


Hiruk pikuk penerimaanmahasiswa baru di universitas adalah merupakan rutinitas tahunan. Mahasiswaberlomba-lomba mencari universitas terbaik yang dapat mendukung pendidikan,aktualiasi diri dan karirnya di masa depan. Di lain pihak, universitas baikyang baru terdaftar maupun yang bertaraf internasional atau malah hanyabertarif internasional berlomba-lomba untuk mencari calon mahasiswa. Adauniversitas yang mengejar “sebanyak” mungkin jumlah mahasiswa (kuantitas) danada juga yang mengejar “sebaik” mungkin mahasiswa (kualitas).
IklanUniversitas sebelum tahun ajaran baru mendominasi media massa baik cetak atauelektronik. Menawarkan layanan akademik dengan cara logis ataupun tidak logis,bahkan kadang yang ditawarkan tidak berhubungan erat dengan kualitaspendidikan. Misalnya gedung yang tinggi menjulang (meskipun hanya sewa),kemudahan diakses karena dekat dengan jalan tol, iklan yg memuat foto mahasiswicantik dan mahasiswa yang gagah, ada hadiah handphone, kemudahan kredit laptop,motor atau produk lain.


Bagaimana sih sebenarnya sebuahuniversitas dirangking?
di negara maju seperti Amerika,Jerman dan Kanada perangkingan universitas adalah sesuatu yang sudah biasadilakukan. Bahkan beberapa majalah internasional seperti Times, Asiaweek, dsbmembentuk tim khusus yang melakukan penelitian dan membuat rangking universitasdi dunia. Parameternya tentu saja lebih banyak ke arah academic approach,misalnya kualitas penelitian, jumlah publikasi internasional, rasio dosen permahasiswa, prestasi alumni, jumlah penghargaan (nobel, turing), dsb.Malaysiajuga cukup serius menggarap perangkingan universitas ini, karena sebagaipanduan penting ketika mahasiswa memilih Universitas. Indonesia sayangnya agakketinggalan, sepertinya depdiknas sudah overload alias kecapekan memikirkancara menghabiskan budget yang mulai tahun depan mencapai 20% dari APBN
Ada juga teknik perangkinganuniversitas yang menghitung dari aksesibilitas situs universitas dan publikasidi google scholar, seperti yang dilakukan oleh ARWU, THES maupun Webometrics. Teknik perangkingan nya pun diakuidi dunia pendidikan.

Academic Ranking of World Universities (ARWU)
adalah sistem perangkingan yang dilakukan oleh Instituteof Higher Education, Shanghai Jiao Tong University (IHE-SJTU), Cina. Termasuksalah satu sistem perangkingan universitas yang cukup valid, dengan teknik danmetodologi yang diakui oleh dunia akademisi internasional. Kerja dari tim ARWUini melahirkan study group bernama International Rankings Expert Group sertakonferensi bertaraf internasional bernama International Conference onWorld-Class Universities. ARWU mulai mempublikasikan rangking universitas ditahun 2003, dan mengupdate setiap tahun rangking universitas di dunia. Padatahun 2007, fitur perangkingan mulai ditambahi dengan rangking universitas dilima bidang ilmu (Natural Sciences and Mathematics (SCI),Engineering/Technology and Computer Sciences (ENG), Life and AgriultureSciences (LIFE), Clinical Medicine and Pharmacy (MED), Social Sciences(SOC)).
Rangking ARWU dihitung berdasarkan 6 faktor utama, yaitu Alumni,Award, HiCi, PUB, TOP, Fund
Alumni: Total jumlahalumni yang mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) di bidang fisika, kimia, ekonomi dankedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Digunakanhitungan bobot (weight) berdasarkan kebaruan tahun mendapatkan penghargaantersebut. Semakin lama mendapatkan penghargaan, semakin kecil bobot prosentasenilainya.
Award: Total jumlahstaff saat ini yang mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize)di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medaldi bidang matematika.. Perhitungan bobotnya sama dengan Alumni.
HiCi: jumlah peneliti(dosen) yang mendapatkan nilai citation tinggi (high cited researcher) aliaspenelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subyekberdasarkan publikasi resmi dari http://isihighlycited.com.
PUB: Jumlah artikelyang diindeks oleh Science Citation Index-Expanded dan Social Science CitationIndex (http://www.isiknowledge.com).
TOP: Prosentaseartikel yang dipublikasikan dalam top 20% journal internasional dari berbagaibidang ilmu. Penentuan top 20% journal adalah berdasarkan nilai impact factorsdari Journal Citation Report (http://www.isiknowledge.com).
Fund: Jumlah totalanggaran biaya penelitian dari sebuah universitas. Data didapatkan dari negaradimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian.
Bagaimana posisi Indonesia diARWU? Hmmm, cukup mengenaskan("Silakan langsung mengunjungi http://www.arwu.orgdan cari dimana Indonesia.

Bekerjasama dengan QS TopUniversities, THES menyajikan informasi rangking universitas yangdikemas dalam bentuk cetak (buku) maupun elektronik (situs web), bagi calonmahasiswa di seluruh dunia yang sedang memilih universitas untuk masa depannya.Bagaimana teknik yang digunakan THES-QS ini?
THES menggunakan 4 kriteria utama dalam menentukan skorrangking universitas di dunia, yaitu:
Kualitas Penelitian (Research Quality)
Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability)
Pandangan Internasional (International Outlook)
Kualitas Pengajaran (Teaching Quality)

Kriteria Kualitas Penelitian (Research Quality)memiliki bobot yang paling tinggi (60%). Dua indikator yang dinilai adalah yangpertama dari hasil Peer Review. Disebarkan angket online ke 190.000 akademisidimana mereka diminta mengisi pertanyaan berdasarkan bidang kepakaran mereka,yaitu Arts & Humanities, Engineering & IT, Life Sciences &BioMedicine, Natural Sciences dan Social Sciences. Kemudian mereka dimintamemilih 30 universitas terbaik dari wilayah mereka sesuai dengan bidangkepakaran tersebut. Indikator kedua adalah Citations per Faculty, alias berapabanyak publikasi paper dari peneliti (professor) di univesitas tersebut danjumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential ScienceIndicators (ESI).
Kriteria Kesiapan Kerja Lulusan (GraduateEmployability) memiliki bobot 10% dengan indikator penilaian RecruiterReview. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil survey terhadap 375 perekruttenaga kerja.
Kriteria Pandangan Internasional (International Outlook)memiliki bobot 10% dengan dua indikator yaitu, jumlah fakultas yang menyediakaninternasional program dan jumlah mahasiswa internasionalnya.
Kriteria Kualitas Pengajaran (Teaching Quality)dinilai dari indikator rasio jumlah mahasiswa dan fakultasnya (StudentFaculty). Bobot penilaian cukup signifikan karena mencapai 20%.
Selain dari hasil survey, data-data tambahan juga diambildari organisasi World Scientific, Mardev, JobsDB (Philippines) dan JobStreet(Malaysia).
Peringkat 100 teratas masih didominasiuniversitas-universitas dari Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Tahun 2006,Asia berhasil menempatkan 13 universitasnya di top 100, yaitu Jepang (3universitas), Hongkong(3 universitas), China(2 universitas), Singapura (2universitas), India (2 universitas), dan Korea Selatan (1 universitas).
Universitas di Indonesia apakah ada yang masuk diperangkingan universitas ala THES-SQ ini? Saya lihat paling tidak ada limauniversitas yang berhasil masuk (rangking diatas 250) yaitu: UniversitasAirlangga, Institute Teknologi Bandung, Institute Pertanian Bogor, UniversitasDiponegoro, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia. Silakanlengkapnya dicek dari http://www.topuniversities.com dan http://www.thes.co.uk
teknik pemeringkatan atau perangkingan ala Webometricssedikit lain dibandingkan THES atau ARWU. Rangking Webometrics kebanyakanmengambil faktor “kehidupan” universitas di dunia Internet. Termasuk didalamnyaadalah aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik,keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan duniaindustri dan aktifitas internasionalnya.
Webometrics ini adalah sebuah peluang menarik bagiuniversitas-universitas di negara berkembang bisa menikmati rangkinguniversitas dunia. Lha kok bisa, ya karena kuncinya adalah bagaimanauniversitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke publik,diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan SearchEngine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas
Ada empat faktor utama yang menentukan rangking sebuahuniversitas, yaitu: Visibility (V), Size (S), Rich Files (R)dan Scholar (Sc). Formula penghitungan dan pembobotannya sendiri adalahseperti di bawah:
Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc)
Waduh,gimana tuh penjelasannya? Pada intinya, V, S, R dan Sc adalah faktor penilai,sedangkan 4, 2, 1, 1 adalah bobot (weight) tiap faktor.
Lengkapnya kita lihat penjelasannya di bawah:
·        Visibility (V): Jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterimadari situs lain (inlink), yang diperoleh dari Yahoo Search, Live Search danExalead. Untuk setiap mesin pencari, hasil-hasilnya dinormalisasi-logaritmik ke1 untuk nilai tertinggi dan kemudian dikombinasikan untuk menghasilkanperingkat.
·        Size (S): Jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari:Google, Yahoo, Live Search dan Exalead. Untuk setiap mesin pencari, hasilpencarian dinormalisasi-logaritmik ke 1 untuk nilai tertinggi. Untuk setiapdomain, hasil maksimum dan minimum tidak diikutsertakan (excluded) dan setiapinstitusi diberikan sebuah peringkat menurut jumlah yang dikombinasi tersebut.
·        Rich Files (R): Volume file yang ada di situs Universitas dimana formatfile yang dinilai layak masuk di penilaian (berdasarkan uji relevansi denganaktivitas akademis dan publikasi) adalah: Adobe Acrobat (.pdf), AdobePostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt).Data-data ini diambil menggunakan Google dan digabungkan hasil-hasilnya untuksetiap jenis berkas.
·        Scholar (Sc): Google Scholar menyediakan sejumlah tulisan-tulisanilmiah (scientific paper) dan kutipan-kutipan (citation) dalam dunia akademik.Data Sc ini diambil dari Google Scholar yang menyajikan tulisan-tulisan ilmiah,laporan-laporan, dan tulisan akademis lainnya.
Mudah-mudahan rekan-rekan yangada di universitas bisa mulai “ngompori” rektorat atau bagian yang berhubungandengan public relation dan web untuk mulai memperhatikan masalah rangking oleh ARWU, THES maupun Webometricsini
untuk universitas negeri yangselama ini merasa berada di comfort zone, mulai harus bergerak danmemikirkan kembali strategi branding dan marketing yang efektif dan efisien.Jaman sudah berubah total, kefavoritan ITB, UI, ITS, UGM, dsb sudah mulaitergerus oleh kekuatan branding yang dilakukan secara profesional oleh universitas-universitasswasta. Menunggu mahasiswa mendaftar adalah kuno, mengenalkan diri, berpromosidan proyek jemput bola harus mulai digulirkan untuk mendapatkanmahasiswa-mahasiswa yang berkualitas.
Finally, siapa yang akanmenjadi pemenang dari kompetisi ini. Yang pasti, dari sudut pandang (calon)mahasiswa, tentu ini arah yang positif, karena sudah diposisikan sebagaipelanggan. Universitas juga tidak bisa semena mena terhadap mahasiswa sepertidulu lagi. Infrastruktur harus dilengkapi, perpustakaan, internet, komputerharus banyak disediakan untuk memberi layanan yang baik kepada mahasiswa. Dosenjuga harus mulai berpikir bagaimana menyampaikan mata kuliah yang diajar denganbaik dan benar serta “terang benderang” kepada mahasiswa. Dosen yang sak karepedewe dan pinter untuk dirinya sendiri akan tergerus oleh dosen-dosen muda yangenerjik, terampil dan punya berbagai teknik untuk memahamkan mata ajar kemahasiswa.






No comments:

Post a Comment